Rabu, 21 Desember 2011

anak lahir cacat

BU PINTAR | BAYI SEHAT | BAYI CERDAS
HAL-HAL YANG BISA MENYEBABKAN BAYI CACAT
Categories: Kesehatan bayi
Kehamilan merupakan proses alami bagi wanita. Dan semua wanita pasti mengharapkan bayi dalam rahimnya terlahir dengan sempurna. Tetapi karena beberapa sebab wanita dapat mengalami gangguan kehamilan yang menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan.
Alkohol dan rokok.
Dua barang ini sejak lama telah terbukti secara medis menimbulkan banyak gangguan kehamilan bahkan menyebabkan bayi cacat bawaan. Alkohol bersifat teratogen atau mampu menimbulkan gangguan pada perkembangan embrio janin sehingga bayi lahir dengan fisik yang tidak sempurna. Janin yang terpapar alkohol beresiko mengalami Fetal Alcohol Syndrome (FAS), yaitu sindrom yang menyebabkan kelainan pada fisik dan otak bayi.
Di Amerika alkohol merupakan penyebab utama bayi lahir cacat dari ibu usia 18-44 tahun yang mengkonsumsi alkohol. Alkohol yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta, yang kemudian merusak perkembangan janin terutama organ otak, pada kondisi yang parah bahkan dapat menyebabkan kegagalan janin. Jenis cacat akibat FAS dapat beraneka ragam, beberapa di antaranya yaitu ukuran kepala bayi kecil, gangguan pendengaran, kerusakan organ hati, gangguan penglihatan, dan cacat fisik.
Gejala ini dapat terus berkembang hingga bayi besar dengan bentuk terlambat berbicara, hiperaktif, dan IQ rendah. Tak berbeda jauh dengan alkohol, rokok juga memiliki kemampuan merusak perkembangan janin. Wanita hamil yang merokok berarti juga memberikan racun berbahaya bagi janin. Rokok dapat menurunkan pasokan oksigen bagi janin, sehingga mengganggu perkembangan otak serta fisik bayi dan beresiko besar pada kelahiran bayi cacat seperti bibir sumbing dan cacat jantung. Jurnal sains yang diterbitkan oleh American Cleft Palate-Craniofacial Association menyebutkan bahwa merokok terkait dengan cacat bibir umbing atau cacat rongga mulut pada bayi yang lahir dari ibu perokok.
Obat-obatan.
Penggunaan beberapa jenis obat pada saat kehamilan dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat. Misalnya pada ibu hamil yang mengkonsumsi obat hipertensi jenis captopril. Captopril merupakan inhibitor enzim yang bekerja untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi obat ini memiliki resiko negatif bagi janin, karena bersifat teratogen (merusak perkembangan janin). Pada tahun 1984 National Institute of Health merekomendasikan larangan penggunaan obat ini pada masa kehamilan, karena melalui penelitian obat ini terbukti dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke janin. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya banyak penelitian membuktikan bahwa paparan captopril menyebabkan kelahiran bayi cacat seperti cacat jantung, bibir sumbing, anggota badan tidak lengkap, polydactyly (jari ganda), hipospadia (kelainan alat vital), spina bifida (kelainan tulang belakang) dan keterlambatan fungsi paru-paru.
Paparan bahan kimia.
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan bayi cacat, merkuri atau raksa contohnya. Merkuri yang digunakan oleh ibu hamil dapat masuk dan mengendap di tubuh janin. Riset menunjukkan bahwa merkuri dapat menyebabkan bayi cacat sejak dalam kandungan maupun pasca persalinan dalam bentuk keterbelakangan mental, bisu, buta, dan kejang.
Malnutrisi.
Malnutrisi atau gizi buruk banyak menyebabkan gangguan kehamilan dan kelahiran bayi cacat terutama di beberapa negara miskin. Kekurangan vitamin A, B, K, kalsium, yodium, magnesium, asam folat, tiamin, dan riboflavin terbukti menimbulkan cacat pada bayi. Kekurangan jenis tiap nutrisi memberikan efek cacat yang berbeda-beda, tetapi secara umum malnutrisi menyebabkan bayi cacat jantung, kaki pincang, bibir sumbuing, hidrisefalus, kerdil, buta, cuping telinga melengkung, dan keterbelakangan mental. Bahkan malnutrisi juga dapat menyebabkan kegagalan janin, hal ini sangat banyak terjadi pada wilayah-wilayah yang mengalami krisis ekonomi dan pangan.
Genetik.
Dalam beberapa kondisi genetik juga menjadi faktor penyebab bayi cacat dan kegagalan janin, yaitu kelainan gen tunggal, kelainan kromosom, dan multifaktorial. Kelainan gen tunggal merupakan cacat yang diwariskan dari orang tua ke bayi, disebabkan oleh kerusakan enzim yang berfungsi memecah asam amino fenilalanin. Bentuk cacat ini dapat berupa kerusakan syaraf pusat yang menyebabkan kematian. Kelainan kromosom dapat menyebabkan cacat pada bayi dengan bentuk beragam salah satunya keterbelakangan mental. Dan multifaktorial dapat disebabkan karena mutasi DNA dan paparan zat berbahaya pada janin, contohnya kelainan tulang belakang dan kurangnya volume otak bayi.

BU PINTAR | BAYI SEHAT | BAYI CERDAS
HAL-HAL YANG BISA MENYEBABKAN BAYI CACAT
Categories: Kesehatan bayi
Kehamilan merupakan proses alami bagi wanita. Dan semua wanita pasti mengharapkan bayi dalam rahimnya terlahir dengan sempurna. Tetapi karena beberapa sebab wanita dapat mengalami gangguan kehamilan yang menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan.
Alkohol dan rokok.
Dua barang ini sejak lama telah terbukti secara medis menimbulkan banyak gangguan kehamilan bahkan menyebabkan bayi cacat bawaan. Alkohol bersifat teratogen atau mampu menimbulkan gangguan pada perkembangan embrio janin sehingga bayi lahir dengan fisik yang tidak sempurna. Janin yang terpapar alkohol beresiko mengalami Fetal Alcohol Syndrome (FAS), yaitu sindrom yang menyebabkan kelainan pada fisik dan otak bayi.
Di Amerika alkohol merupakan penyebab utama bayi lahir cacat dari ibu usia 18-44 tahun yang mengkonsumsi alkohol. Alkohol yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta, yang kemudian merusak perkembangan janin terutama organ otak, pada kondisi yang parah bahkan dapat menyebabkan kegagalan janin. Jenis cacat akibat FAS dapat beraneka ragam, beberapa di antaranya yaitu ukuran kepala bayi kecil, gangguan pendengaran, kerusakan organ hati, gangguan penglihatan, dan cacat fisik.
Gejala ini dapat terus berkembang hingga bayi besar dengan bentuk terlambat berbicara, hiperaktif, dan IQ rendah. Tak berbeda jauh dengan alkohol, rokok juga memiliki kemampuan merusak perkembangan janin. Wanita hamil yang merokok berarti juga memberikan racun berbahaya bagi janin. Rokok dapat menurunkan pasokan oksigen bagi janin, sehingga mengganggu perkembangan otak serta fisik bayi dan beresiko besar pada kelahiran bayi cacat seperti bibir sumbing dan cacat jantung. Jurnal sains yang diterbitkan oleh American Cleft Palate-Craniofacial Association menyebutkan bahwa merokok terkait dengan cacat bibir umbing atau cacat rongga mulut pada bayi yang lahir dari ibu perokok.
Obat-obatan.
Penggunaan beberapa jenis obat pada saat kehamilan dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat. Misalnya pada ibu hamil yang mengkonsumsi obat hipertensi jenis captopril. Captopril merupakan inhibitor enzim yang bekerja untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi obat ini memiliki resiko negatif bagi janin, karena bersifat teratogen (merusak perkembangan janin). Pada tahun 1984 National Institute of Health merekomendasikan larangan penggunaan obat ini pada masa kehamilan, karena melalui penelitian obat ini terbukti dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke janin. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya banyak penelitian membuktikan bahwa paparan captopril menyebabkan kelahiran bayi cacat seperti cacat jantung, bibir sumbing, anggota badan tidak lengkap, polydactyly (jari ganda), hipospadia (kelainan alat vital), spina bifida (kelainan tulang belakang) dan keterlambatan fungsi paru-paru.
Paparan bahan kimia.
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan bayi cacat, merkuri atau raksa contohnya. Merkuri yang digunakan oleh ibu hamil dapat masuk dan mengendap di tubuh janin. Riset menunjukkan bahwa merkuri dapat menyebabkan bayi cacat sejak dalam kandungan maupun pasca persalinan dalam bentuk keterbelakangan mental, bisu, buta, dan kejang.
Malnutrisi.
Malnutrisi atau gizi buruk banyak menyebabkan gangguan kehamilan dan kelahiran bayi cacat terutama di beberapa negara miskin. Kekurangan vitamin A, B, K, kalsium, yodium, magnesium, asam folat, tiamin, dan riboflavin terbukti menimbulkan cacat pada bayi. Kekurangan jenis tiap nutrisi memberikan efek cacat yang berbeda-beda, tetapi secara umum malnutrisi menyebabkan bayi cacat jantung, kaki pincang, bibir sumbuing, hidrisefalus, kerdil, buta, cuping telinga melengkung, dan keterbelakangan mental. Bahkan malnutrisi juga dapat menyebabkan kegagalan janin, hal ini sangat banyak terjadi pada wilayah-wilayah yang mengalami krisis ekonomi dan pangan.
Genetik.
Dalam beberapa kondisi genetik juga menjadi faktor penyebab bayi cacat dan kegagalan janin, yaitu kelainan gen tunggal, kelainan kromosom, dan multifaktorial. Kelainan gen tunggal merupakan cacat yang diwariskan dari orang tua ke bayi, disebabkan oleh kerusakan enzim yang berfungsi memecah asam amino fenilalanin. Bentuk cacat ini dapat berupa kerusakan syaraf pusat yang menyebabkan kematian. Kelainan kromosom dapat menyebabkan cacat pada bayi dengan bentuk beragam salah satunya keterbelakangan mental. Dan multifaktorial dapat disebabkan karena mutasi DNA dan paparan zat berbahaya pada janin, contohnya kelainan tulang belakang dan kurangnya volume otak bayi.

BU PINTAR | BAYI SEHAT | BAYI CERDAS
HAL-HAL YANG BISA MENYEBABKAN BAYI CACAT
Categories: Kesehatan bayi
Kehamilan merupakan proses alami bagi wanita. Dan semua wanita pasti mengharapkan bayi dalam rahimnya terlahir dengan sempurna. Tetapi karena beberapa sebab wanita dapat mengalami gangguan kehamilan yang menyebabkan bayi lahir dengan cacat bawaan.
Alkohol dan rokok.
Dua barang ini sejak lama telah terbukti secara medis menimbulkan banyak gangguan kehamilan bahkan menyebabkan bayi cacat bawaan. Alkohol bersifat teratogen atau mampu menimbulkan gangguan pada perkembangan embrio janin sehingga bayi lahir dengan fisik yang tidak sempurna. Janin yang terpapar alkohol beresiko mengalami Fetal Alcohol Syndrome (FAS), yaitu sindrom yang menyebabkan kelainan pada fisik dan otak bayi.
Di Amerika alkohol merupakan penyebab utama bayi lahir cacat dari ibu usia 18-44 tahun yang mengkonsumsi alkohol. Alkohol yang dikonsumsi oleh ibu hamil akan masuk ke dalam tubuh janin melalui plasenta, yang kemudian merusak perkembangan janin terutama organ otak, pada kondisi yang parah bahkan dapat menyebabkan kegagalan janin. Jenis cacat akibat FAS dapat beraneka ragam, beberapa di antaranya yaitu ukuran kepala bayi kecil, gangguan pendengaran, kerusakan organ hati, gangguan penglihatan, dan cacat fisik.
Gejala ini dapat terus berkembang hingga bayi besar dengan bentuk terlambat berbicara, hiperaktif, dan IQ rendah. Tak berbeda jauh dengan alkohol, rokok juga memiliki kemampuan merusak perkembangan janin. Wanita hamil yang merokok berarti juga memberikan racun berbahaya bagi janin. Rokok dapat menurunkan pasokan oksigen bagi janin, sehingga mengganggu perkembangan otak serta fisik bayi dan beresiko besar pada kelahiran bayi cacat seperti bibir sumbing dan cacat jantung. Jurnal sains yang diterbitkan oleh American Cleft Palate-Craniofacial Association menyebutkan bahwa merokok terkait dengan cacat bibir umbing atau cacat rongga mulut pada bayi yang lahir dari ibu perokok.
Obat-obatan.
Penggunaan beberapa jenis obat pada saat kehamilan dapat menyebabkan kelahiran bayi cacat. Misalnya pada ibu hamil yang mengkonsumsi obat hipertensi jenis captopril. Captopril merupakan inhibitor enzim yang bekerja untuk mengontrol tekanan darah. Tetapi obat ini memiliki resiko negatif bagi janin, karena bersifat teratogen (merusak perkembangan janin). Pada tahun 1984 National Institute of Health merekomendasikan larangan penggunaan obat ini pada masa kehamilan, karena melalui penelitian obat ini terbukti dapat menyebabkan penurunan aliran darah dan oksigen ke janin. Kemudian pada tahun-tahun berikutnya banyak penelitian membuktikan bahwa paparan captopril menyebabkan kelahiran bayi cacat seperti cacat jantung, bibir sumbing, anggota badan tidak lengkap, polydactyly (jari ganda), hipospadia (kelainan alat vital), spina bifida (kelainan tulang belakang) dan keterlambatan fungsi paru-paru.
Paparan bahan kimia.
Beberapa bahan kimia dapat menyebabkan bayi cacat, merkuri atau raksa contohnya. Merkuri yang digunakan oleh ibu hamil dapat masuk dan mengendap di tubuh janin. Riset menunjukkan bahwa merkuri dapat menyebabkan bayi cacat sejak dalam kandungan maupun pasca persalinan dalam bentuk keterbelakangan mental, bisu, buta, dan kejang.
Malnutrisi.
Malnutrisi atau gizi buruk banyak menyebabkan gangguan kehamilan dan kelahiran bayi cacat terutama di beberapa negara miskin. Kekurangan vitamin A, B, K, kalsium, yodium, magnesium, asam folat, tiamin, dan riboflavin terbukti menimbulkan cacat pada bayi. Kekurangan jenis tiap nutrisi memberikan efek cacat yang berbeda-beda, tetapi secara umum malnutrisi menyebabkan bayi cacat jantung, kaki pincang, bibir sumbuing, hidrisefalus, kerdil, buta, cuping telinga melengkung, dan keterbelakangan mental. Bahkan malnutrisi juga dapat menyebabkan kegagalan janin, hal ini sangat banyak terjadi pada wilayah-wilayah yang mengalami krisis ekonomi dan pangan.
Genetik.
Dalam beberapa kondisi genetik juga menjadi faktor penyebab bayi cacat dan kegagalan janin, yaitu kelainan gen tunggal, kelainan kromosom, dan multifaktorial. Kelainan gen tunggal merupakan cacat yang diwariskan dari orang tua ke bayi, disebabkan oleh kerusakan enzim yang berfungsi memecah asam amino fenilalanin. Bentuk cacat ini dapat berupa kerusakan syaraf pusat yang menyebabkan kematian. Kelainan kromosom dapat menyebabkan cacat pada bayi dengan bentuk beragam salah satunya keterbelakangan mental. Dan multifaktorial dapat disebabkan karena mutasi DNA dan paparan zat berbahaya pada janin, contohnya kelainan tulang belakang dan kurangnya volume otak bayi.

Jumat, 02 Desember 2011

PERAWAT YANG BAIK

TIPS MENJADI PERAWAT YANG BAIK

Untuk teman-teman perawat ataupun calon perawat ini ada tips buat kalian teman sejawat..

Satu hal yang paling diinginkan semua pasien adalah munculnya sosok perawat yang selalu bisa membuat mereka nyaman. Perawat yang tidak hanya datang ketika mereka butuhkan, namun juga perawat yang selalu siap, kapanpun.

Jika kita berbicara tentang perawat ideal, maka akan banyak muncul versi. Perawat yang murah senyum, perawat yang tidak judes, perawat yang rendah hati dan tidak sombong, dan masih banyak versi-versi lain yang tentu saja tidak ada yang salah.

Pada kesempatan kali ini saya ingin perkenalkan kepada anda sebuah gambaran tentang sosok perawat yang ideal. Secara umum makna perawat ideal adalah perawat yang didambakan atau selalu diharapkan kehadirannya oleh setiap pasien. Menurut terminologi, kata ideal berhubungan erat dengan kata ide dan idealisme. Perawat yang ideal adalah perawat yang memiliki ide dan idealisme. Perawat yang ideal adalah mereka yang mampu untuk menjadi I.D.E.A.L…

I-nya adalah Implikasi yang terbaik (The Best Implication)
Perawat yang ideal adalah perawat yang selalu memberikan efek dan hasil yang terbaik, tidak hanya bagi pasien, namun juga bagi intitusi. Perawat yang ideal adalah perawat yang selalu memiliki kinerja puncak (peak performance) dimanapun dia berada. Perawat yang selalu bisa mengeluarkan yang terbaik dalam diri mereka untuk dipersembahkan dalam pengabdiannya. Perawat dengan implikasi yang terbaik akan selalu berfokus pada hasil, bukan pada kesulitan atau masalah yang muncul dalam proses mendapatkan hasil.

D-nya adalah Determinasi yang penuh totalitas (Totality Determination)
Perawat yang ideal adalah mereka yang selalu memiliki tekad (determinasi) yang total, tidak setengah-setengah. Tekad yang bulat. Mereka tidak pernah goyah pada masalah, tidak pernah menyerah pada kesulitan, karena mereka selalu yakin bahwa tekad kuat mereka tidak akan pernah tersia. Mereka yakin bahwa masalah dan kesulitan adalah sesuatu yang diperlukan sebagai pemanis sejarah dan mereka yakin bahwa senyum pasien lebih berharga dari apapun.

E-nya adalah Ekspektasi yang positif (Positif Expectation)
Perawat yang ideal adalah mereka yang selalu yakin terhadap diri mereka. Mereka tidak pernah memikirkan kegagalan karena yang ada dalam benak mereka adalah kesuksesan. Mereka memiliki harapan yang positif terhadap apa yang mereka jalani. Tidak hanya itu, perawat yang ideal adalah mereka yang mampu membuat pasien mereka tumbuh harapannya kembali (sering disebut dengan proses reinforcement). Perawat ideal adalah mereka yang mampu menjadikan diri mereka sebagai pahlawan bagi hati mereka dan mampu membuat pasien merasa menjadi pahlawan bagi diri mereka.

A-nya adalah Aplikasi yang tepat waktu dan tepat sasaran (The Right Application)
Sebuah ungkapan yang menarik menyatakan bahwa sesuatu yang baik dan benar tidak akan bermanfaat jika berada di tempat dan waktu yang salah. Perawat yang ideal adalah mereka yang mampu menempatkan kompetensi mereka dengan tepat. Tepat sasaran dan tepat waktu. Mereka tidak secara asal melakukan tindakan, namun didasarkan pada SOP atau teori yang sudah disepakati. Perawat ideal adalah mereka yang mampu bertindak dengan cepat namun cermat. Perawat ideal adalah mereka yang tidak bertindak jika tidak memiliki wewenang karena mereka menyadari bahwa ada tanggungjawab disetiap aplikasi tindakan mereka.

L-nya adalah Liabilitas yang tidak terbatas (Unlimited Liability)
Dua kata yang sangat dekat dengan dunia keperawatan, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Perawat yang ideal adalah mereka yang selalu mampu dan berani untuk bertanggung-jawab dan gugat (Liability) terhadap setiap tindakan yang mereka lakukan.

I.D.E.A.L hanya salah satu dari banyak model yang bisa digunakan untuk memotret profil perawat ideal. Kita semua berharap, perawat ideal akan benar-benar muncul di bumi Indonesia. Bukan sekedar kata dan wacana, namun sosok perawat yang selalu didambakan dan dinantikan setiap orang. Jika anda ingin menjadi perawat ideal, jadilah I.D.E.A.L…Berlombalah untuk itu…

Kamis, 27 Oktober 2011

S1 KEPERAWATAN(TEORI ROGERS)

TEORI HUMANISTIK CARL ROGERS

1. I. SEJARAH

Sepanjang sejarah keinginan manusia untuk mengetahui sebab-sebab tingkah lakunya dan semenjak psikologi menjadi pengetahuan yang otonom, masalah aspek kejiwaan yang mengatur, membimbing dan mengontrol tingkah laku manusia selalu timbul dan menjadi persoalan. Pengertian umum (popular) mengenai inner entity ini barangkali ialah jiwa (soul). Menurut teori “Jiwa“ gejala-gejala kejiwaan (mental phenomena) dianggap sebagai pencerminan (manifestasi) substansi khusus yang secara khas berbeda dari substansi kebendaan. Dalam pikiran keagamaan jiwa itu dipandang sebagai abadi, bebas dan asalnya suci.

Dengan berkembangnya psikologi yang positifitas pengertian tentang jiwa atau aspek-aspek kejiwaan yang lain seperti mind, ego, will, self itu cenderung untuk ditolak, terlebih di Amerika Serikat. Tetapi akhir-akhir ini diantara ahli-ahli di Amerika Serikat terdapat perhatian terhadap pengertian self itu. W.James dalam bukunya : Principles of Psychology (1890, chapter X ).

1. II. CARL ROGERS : TEORI HUMANISTIK

Carl Ransom Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada 8 Januari 1902. Pada umur 12 tahun keluarganya mengusahakan pertanian dan Rogers menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. Pertanian ini membawanya ke perguruan tinggi, dan pada tahun-tahun pertama Rogers sangat gemar akan ilmu alam dan ilmu hayat. Setelah menyelesaikan pelajaran di University of Wisconsin pada 1924 Rogers masuk Union Theological College of Columbia, disana Rogers mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama. Kemudian pindah ke Teachers College of Columbia, disana Rogers terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L. Hollingworth. Rogers mendapat gelar M.A. pada 1928 dan doctor pada 1931 di Columbia. Pengalaman praktisnya yang pertama-tama diperolehnya di Institute for Child Guidance. Lembaga tersebut orientasinya Freudian. Rogers menemukan bahwa pemikiran Freudian yang spekulatif itu tidak cocok dengan pendidikan yang diterimanya yang mementingkan statistik dan pemikiran menurut aliran Thorndike.

Setelah mendapat gelar doktor dalam psikologi Rogers menjadi staf pada Rochester Guidance Center dan kemudian menjadi pemimpinnya. Selama masa ini Rogers dipengaruhi oleh Otto Rank, seorang psychoanalyst yang memisahkan diri dari Freudian yang ortodok.

Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru besar psikologi di Ohio State University. Perpindahan dari pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh Rogers sendiri sangat tajam. Karena rangsangannya Rogers merasa terpaksa harus membuat pandangannya dalam psikoterapi itu menjadi jelas. Dan ini dikerjakannya pada 1942 dalam buku Counseling and Psychotheraphy. Pada tahun 1945 Rogers menjadi mahaguru psikologi di Universitas of Chicago, yang dijabatnya hingga kini. Tahun 1946-1957 menjadi presiden the American Psychological Association. Dan meninggal dunia tanggal 4 Februari 1987 karena serangan jantung.

II.1. Aktualisasi Diri

Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis, ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalaman-pengalaman terapeutiknya.

Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup, dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri.

Menurut Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan ataupun pengalaman seksual sebelumnya.

Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu itu.

Aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi -potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu atau dihalangi oleh pengalaman dan oleh belajar khususnya dalam masa kanak-kanak. Aktualisasi diri akan berubah sejalan dengan perkembangan hidup seseorang. Ketika mencapai usia tertentu (adolensi) seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari fisiologis ke psikologis.

Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan berbeda–beda tergantung pada pengalaman–pengalaman perseptualnya. Lapangan pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.

II.2. Perkembangan Kepribadian

Konsep diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari yang bukan aku.

Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:

1. 1. Incongruence

Incongruence adalah ketidakcocokan antara self yang dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan dan kekacauan batin.

1. 2. Congruence

Congruence berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.

Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya. Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa diterima di lingkungan.

Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus.

Contoh:

Erin yakin bahwa dia merupakan orang yang sangat dermawan, sekalipun dia seringkali sangat pelit dengan uangnya dan biasanya hanya memberikan tips yang sedikit atau bahkan tidak memberikan tips sama sekali saat di restoran. Ketika teman makan malamnya memberikan komentar pada perilaku pemberian tipsnya, dia tetap bersikukuh bahwa tips yang dia berikan itu sudah layak dibandingkan pelayanan yang dia terima. Dengan memberikan atribusi perilaku pemberian tipsnya pada pelayanan yang buruk, maka dia dapat terhindar dari kecemasan serta tetap menjaga konsep dirinya yang katanya dermawan.

Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).

• Jika individu menerima cinta tanpa syarat, maka ia akan mengembangkan penghargaan positif bagi dirinya (unconditional positive regard) dimana anak akan dapat mengembangkan potensinya untuk dapat berfungsi sepenuhnya.

• Jika tidak terpenuhi, maka anak akan mengembangkan penghargaan positif bersyarat (conditional positive regard). Dimana ia akan mencela diri, menghindari tingkah laku yang dicela, merasa bersalah dan tidak berharga.

Rogers menggambarkan pribadi yang berfungsi sepenuhnya adalah pribadi yang mengalami penghargaan positif tanpa syarat. Ini berarti dia dihargai, dicintai karena nilai adanya diri sendiri sebagai person sehingga ia tidak bersifat defensif namun cenderung untuk menerima diri dengan penuh kepercayaan.

1. III. POKOK-POKOK TEORI ROGERS

Konsepsi-konsepsi pokok dalam teori Rogers adalah:

1. Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individual)

Organisme memiliki sifat-sifat berikut:

1. Organisme beraksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
2. Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu: mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.
3. Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari, atau mungkin menolak pelambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak memperdulikan pengalaman-pengalamannya.
4. 2. Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman (the totality of experience)

Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.

1. Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdiferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar daripada “I” atau “me”.

Self mempunyai bermacam-macam sifat:

1. Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungan.
2. Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
3. Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan, keselarasan).
4. Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
5. Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan stuktur self diamati sebagai ancaman.
6. Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

1. IV. DINAMIKA KEPRIBADIAN

Rogers mengemukakan lima sifat khas dari seseorang yang berfungsi penuh:

1. Keterbukaan pada pengalaman

Yang berarti bahwa seseorang tidak bersifat kaku dan defensif melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan baru.

1. Kehidupan eksistensial

Orang yang tidak mudah berprasangka ataupun memanipulasi pengalaman melainkan menyesuaikan diri karena kepribadiannya terus-menerus terbuka kepada pengalaman baru.

1. Kepercayaan terhadap organisme orang sendiri

Yang berarti bertingkah laku menurut apa yang dirasa benar, merupakan pedoman yang sangat diandalkan dalam memutuskan suatu tindakan yang lebih dapat diandalkan daripada faktor-faktor rasional atau intelektual.

1. Perasaan bebas

Semakin seseorang sehat secara psikologis, semakin mengalami kebebasan untuk memilih dan bertindak.

1. Kreativitas

Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang memuaskan.

V. APLIKASI

Carl Roger sebenarnya tidak begitu banyak memfokuskan kepribadian. Teknik terapi lebih banyak mewarnai berbagai karya akademiknya. Mula-mula corak konseling ini disebut non-directive therapy, kemudian digunakan Client Centered therapy dengan maksud individualitas konseling yang setaraf dengan individualitas konselor. Menurut Rogers, dalam teknik ini ingin diciptakan suasana pembicaraan yang permisif.

Dalam dunia psikologi Rogers selalu dihubungkan dengan metode psikoterapi yang dikemukakan dan dikembangkannya. Terapi yang dikemukakannya itu dinamakan: non-directive therapy atau client centered therapy.

Non-directive therapy ini menjadi popular karena:

1. Secara historis lebih terikat kepada psikologi daripada kedokteran
2. Mudah dipelajari
3. Untuk mempergunakannya dibutuhkan sedikit atau tanpa pengetahuan mengenai diagnosis dan dinamika kepribadian
4. Lamanya perawatan lebih singkat jika dibandingkan misalnya dengan terapi secara psikoanalistis.

Dasar dari teknik ini adalah manusia mampu memulai sendiri arah perkembangannya dan menciptakan kesehatan dan menyesuaikannya. Sebab itu, konselor harus mempergunakan teknisnya untuk memajukan tendensi perkembangan klien tidak secara langsung tetapi dengan menciptakan kondisi perkembangan yang positif dengan cara permisif. Konselor sebanyak mungkin membatasi diri dengan tidak memberikan nasihat, pedoman, kritik, penilaian, tafsiran, rencana, harapan, dan sebagainya.

Dengan cara ini, konselor dapat membantu klien untuk mengemukakan pengertiannya dan rencana hidupnya. Untuk memungkinkan pemahaman ini konselor diharapkan bersifat dan bersikap:

1. Menerima (Acceptance)

Sikap terapis yang ditujukan agar klien dapat melihat dan mengembangkan diri apa adanya.

1. Kehangatan (Warmth)

Ditujukan agar klien merasa aman dan memiliki penilaian yang lebih positif tentang dirinya.

1. Tampil apa adanya (Genuine)

Kewajaran yang perlu ditampilkan oleh terapis agar klien memiliki sikap positif.

1. Empati (Emphaty)

Menempatkan diri dalam kerangka acuan batiniah (internal frame of reference), klien akan memberikan manfaat besar dalam memahami diri dan problematikanya.

1. Penerimaan tanpa syarat (Unconditional positive regard)

Sikap penghargaan tanpa tuntutan yang ditunjukkan terapis pada klien, betapapun negatif perilaku atau sifat klien, yang kemudian sangat bermanfaat dalam pemecahan masalah.

1. Transparansi (Transparancy)

Penampilan terapis yang transparan atau tanpa topeng pada saat terapi berlangsung maupun dalam kehidupan keseharian merupakan hal yang penting bagi klien untuk mempercayai dan menimbulkan rasa aman terhadap segala sesuatu yang diutarakan.

1. Kongruensi (Congruence)

Konselor dan klien berada pada hubungan yang sejajar dalam relasi terapeutik yang sehat. Terapis bukanlah orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari kliennya.

Kondisi-kondisi yang memungkinkan klien mengubah diri secara konstruktif mengharuskan klien dan terapis berada dalam kontak psikologis. Dengan demikian, akan dapat dilihat perubahan yang terjadi dalam proses terapi antara lain :

1. Klien akan mengekspresikan pengalaman dan perasaannya tentang kehidupan, dan problem yang dihadapi.
2. Klien akan berkembang menjadi orang yang dapat menilai secara tepat makna perasaannya.
3. Klien mulai merasakan self concept antara dirinya dan pengalaman mereka.
4. Klien sadar penuh akan perasaan yang mengganggu.
5. Klien mampu mengenal konsep diri dengan terapi yang tidak mengancam.
6. Ketika terapi dilanjutkan, konsep dirinya menjadi congruence.
7. 7. Mereka mengembangkan kemampuan dengan pengalaman yang dibentuk oleh unconditional positive regard.
8. Mereka akan mengevaluasi pengalaman-pengalamannya sehingga mampu berelasi sosial dengan baik.
9. Mereka menjadi positif dalam menghargai diri sendiri.

Setelah terapi, klien akan mendapatkan insight secara mendalam terhadap diri dan permasalahannya.

1. Mereka menjadi terbuka terhadap pengalaman dan perasaannya sendiri.
2. Dalam pengalamannya sehari-hari mereka bisa mentransendensikan, jika diperlukan.
3. Mereka menjadi kreatif. Mereka merasa dalam hidup menjadi lebih baik, juga dalam hubungan dengan orang lain.

Kelemahan atau kekurangan pandangan Rogers terletak pada perhatiannya yang semata – mata melihat kehidupan diri sendiri dan bukan pada bantuan untuk pertumbuhan serta perkembangan orang lain. Rogers berpandangan bahwa orang yang berfungsi sepenuhnya tampaknya merupakan pusat dari dunia, bukan seorang partisipan yang berinteraksi dan bertanggung jawab di dalamnya.

Selain itu gagasan bahwa seseorang harus dapat memberikan respon secara realistis terhadap dunia sekitarnya masih sangat sulit diterima. Semua orang tidak bisa melepaskan subjektivitas dalam memandang dunia karena kita sendiri tidak tahu dunia itu secara objektif.

Rogers juga mengabaikan aspek-aspek tidak sadar dalam tingkah laku manusia karena ia lebih melihat pada pengalaman masa sekarang dan masa depan, bukannya pada masa lampau yang biasanya penuh dengan pengalaman traumatik yang menyebabkan seseorang mengalami suatu penyakit psikologis.